Berbicara tentang Sepak Bola yang saat ini 'booming' di tengah masyarakat Indonesia. Terlebih dengan adanya idola baru TimNas U-19 yang fantastis, didalamnya terdapat religiulitas yang ada di sebuah tim sepak bola. Apalagi dengan kisah selebrasi sujud syukur ala U-19 yang heboh dan menjadi santapan wajib bagi pegiat sepak bola. Bahkan yang tak suka bola pun karena sujud syukur inilah akhirnya banyak yang suka dan tertarik dengan bola. Ya, ternyata religiulitas itu membawa efek positif bagi masyarakat.

Lantas,apahubungannya sepak bola dengan dakwah?emang ada? 

Bicara sepak bola itu bicara tentang tim atau kelompok atau jamaah, Berbicara kelompok maka tak akan lepas dari berbicara masalah strategi penempatan posisi pemain, Apa bek, kiper, gelandang, sayap, striker. Jadi kita lihat dan kita ibaratkan pola strategi dakwah dan konsep Islam dengan penempatan pola di sepak bola.
Goal Kiper
Kiper ini adalah pertahanan terakhir dan harapan dari sebuah tim. Siapa mereka? Mereka adalah generasi muda Islam, anak-anak dan remaja. Merekalah sasaran utama musuh-musuh Islam. Jika pertahanan mereka rapuh maka hancurlah Islam ini. Oleh karenanya anak-anak dan remaja Islam ini harus diberikan bekal yang cukup, pondasi tauhid yang kokoh, akhlaq yang mulia dan wawasan yang luas.
Defender/Bek
Penjaga barisan pertahanan ini yang membantu untuk mencegah masuknya arus perlawanan musuh. Siapa mereka? Mereka adalah para Ibu. Merekalah yang bertanggungjawab senantiasa menjaga dan memberikan pendidikan kepada putra-putrinya. Merekalah penjaga benteng pertahanan yang dapat diandalkan. Peran mereka tidak bisa dianggap remeh. Apabila penjaganya lengah maka musuh akan leluasa masuk ke daerah pertahanan. Sebagaimana dalam hadits berikut;
“… Wanita adalah pengembala di dalam rumah suaminya, dan ia bertanggung jawab atas gembalanya”. (penggalan dari hadits yang diriwatkan Ahmad, Ibnu Majah, Abu daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar Shahibul Jami 4445)
Sayyid Quthb menamai wanita sebagai “Penjaga benteng pertahanan” (Lihat Fi Dziilalil Qur’an : 6 : 3619)
Tidak bisa di bayangkan, bagaimana jika penjaga benteng pertahanan ini rusak, menyeleweng, atau berfikrah buruk yang meruntuhkan.. Apa gerangan yang terjadi dalam rumah tangga Islami?. Tak pelak lagi, akibatnya akan parah, maka dari itu seyogyanya setiap saudari muslimah waspada dan perihatin terhadap program yang dicanangkan musuh-musuh Islam terhadap kaum wanita, khususnya wanita muslimah. Serta menyadari peranan yang harus dimainkan.
Playmaker
Mereka adalah para inisiator, para da’i dan aktivis-aktivis dakwah. Mereka memainkan peranannya, mengatur pola perjuangan dakwah Islam dan membantu menjaga daerah pertahanan. Dibutuhkan banyak tenaga yang lincah, gesit dan berwawasan untuk memainkan peranan ini. Mereka harus tahu kapan waktunya maju menyerang dan kapan waktunya harus bertahan.
Striker
Mereka adalah para mujahid, para pejuang yang memperjuangkan ditegakkannya syariat Islam. Mereka berada di garda terdepan untuk menghalau, menyerang dan melawan arus liberalisme, kapitalisme maupun isme-isme lain yang tak sejalan dengan perjuangan Islam.
Pemain Cadangan
Merekalah yang dicalonkan untuk mengisi ruang kosong apabila ditinggalkan oleh para pemainnya. Merekalah yang sedang belajar menuntut ilmu syar’i. Mereka butuh pembinaan agar siap ketika waktunya mereka harus tampil dalam kancah pertandingan.
Manager / Pelatih dan Sponsor
Apa hebatnya sebuah tim tanpa adanya orang yang melatih mereka. Dakwah pun demikian membutuhkan para alim ulama yang menguasai Ilmu-ilmu Allah, mewarisi hikmah para Nabi. Peranan alim ulama ini sangat menentukan keberhasilan sebuah tim dakwah. Apa jadinya jika sebuah tim hebat ditangani oleh manager yang kurang profesional. Sedangkan
Sedangkan sponsor ini diperankan oleh pemerintah/ umara yang memegang kendali atas rakyatnya. Peran ulama dan umara ini sangat penting dan sangat erat kaitannya dengan keberhasilan sebuah tim dakwah. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam : “Ada dua orang yang apabila dua orang ini baik, maka menjadi baiklah umat dan apabila buruk, maka akan menjadi buruklah umat tersebut yakni para ulama dan umara.”
 Posisi tersebut harus saling bekerja sama bahu membahu dalam menegakan agama Islam. Jika semuanya bekerja secara profesional menegakkan syiar-syiar Islam maka Insya Allah Islam ini akan kembali berjaya. yuk yang suka sepak bola terapkan ini ya, jadi gak asal maniak ..
"Satu gerakan lebih baik dari seribu kata" 

Posting Komentar